H-4 no. 5

...
apakabar kah si cires? terbengkalai. sayangnya kami berdua belum punya dana untuk merapihkan si cires dan mulai tinggal disana. banyak yang terjadi. deni tiba tiba tidak bekerja salah satunya. cukup lama kami berdua single income, cukup lama sampai menguras dana simpanan kami berdua yang kami rencanakan untuk si cires. yah memang belum rejekinya.

sebenernya sedih, pas ngeliat kesana, sepanjang jalan kami sudah terisi, dengan renovasi masing masing rumah gaya sendiri sendiri. kami pun sempat ngobrol, dan berkunjung ke tetangga. ngobrol ngobrol dan dapet tips tips sekitar rumah. baik baik semua, semua bilang ayo cepat pindah, biar rame.

yah tapi... mudah mudahan ada jalannya sedikit sedikit, pelan pelan. deni sudah dapet pekerjaan yang bukan hanya ada di depannya, tapi ia suka. menulis. itu saja sudah buat saya senang, mudah mudahan, kali ini rejeki. ;D

kemarin waktu berkunjung ke rumah kos Aya, kami liat kemungkinan kemungkinan terjangkau. yah paling tidak, layak ditempati dengan biaya yang tidak banyak. mungkin dapur diluar tak apa... mungkin belakang dibobol dan diberi jendela saja gapapa.... mungkin di beri dek kayu sementara depan jendelanya juga bisa... mungkin dirumput saja semua dulu...

berusaha ga ngeliat ke atas dulu untuk liat dimana kita sebenernya, mungkin dengan ini kita bisa mulai juga. kami bukan yang sedang berusaha membuktikan apa apa, hanya ingin hidup cukup untuk kami bertiga. (sementara).