tentang berbeda

menurut saya, yang paling indah dan rewarding pernikahan saya dan deni adalah hal hal yang esensial buat saya, juga esensial buat deni. saya mulanya tidak terlalu berharap punya pria dalam hidup saya yang bisa, agree to disagree. setahu saya pria cenderung mencoba membenarkan pikiran istrinya, dan begitu sebaliknya.

sebenernya saya skeptis sebelumnya, melihat saya dan deni dibesarkan dengan cara berbeda. saya biasa berdiskusi sama keluarga saya, kecuali si papa. biasanya diskusi dimeja makan bersama 4 kepala, tidak mesti punya kesimpulan yang sama. masing masing kepala boleh punya pikiran yang masing masing juga. saya bebas beropini apa saja, dan saya sangat terbuka dengan opini saya. sedangkan deni berlatar belakang tanpa diskusi atau berbagi pendapat. jadi komunikasi saling satu arah saja. maka deni cenderung tidak terbuka sama orang rumahnya. saya sebenernya suka heran kok deni bisa punya kapabilitas yang saya mau dengan background seperti itu.

contoh yang paling esensial adalah pandangan agama. disini saya ga berusaha menjelaskan agama yang saya anut. tapi kami berdua setuju untuk tidak sama untuk soal kepercayaan, kami berdua bebas mengimani apa pun yang kita yakini selama kami belajar dan menemukan pandangan pandangan baru. kami berdua tidak wajib memaksakan kepercayaan seseorang terhadap apa yang ia yakini. kami percaya kalo kepercayaan itu tidak bisa dipaksa, sifatnya personal sekali.

saya dan deni mencapai apapun yang kami percayai itu melalui proses waktu dan umur. nah sekarang masalahnya sali. kami ternyata setuju untuk membiarkan sali dengan proses yang sama. kami setuju membiarkan ia belajar menemukan apa yang ia percaya, bukan dogma dan dikte semata. kami setuju untuk tidak sepandangan sama sali. kami setuju agar sali menghargai perbedaan. kami setuju agar sali memandang berbeda itu indah.

bismillah, mudah-mudahan kami bisa..

Comments

Popular Posts