sekolah di rumah?


sudah 2 tahun saja sali, waktunya saya mulai memikirkan jenjang sekolahnya. saya sudah beberapa kali bertanya sama orang orang terdekat saya mengenai waktunya sali sekolah. yang paling intensif sih cuman ke manda dan ke teman kantor saya tira. lucunya teman diskusi soal anak yang paling enak di kantor buat saya adalah tira, yang adalah seorang bapak-bapak. anak tira, alma hanya beda sehari umurnya sama sali. jadi yah mau ga mau kami sudah sering sharing polah tingkah laku alma dan sali. yang ajaibnya hampir sama, bahkan tampangnya pun mirip. bedanya alma diasuh full time sama ibunya, saya bisa dibilang part time. yang bikin saya dan tira nyambung ngobrolnya sebenernya nilai nilai yang mau saya dan deni tawarkan ke sali, kurang lebih sama dengan tira dan istrinya. kami sama sama menghargai proses belajar, dan kami mau anak kami bukan patuh, tapi punya pendapat sendiri, belajar agama dari orang tuanya, dan menghargai perbedaan. dan kami saling sama sama khawatir dengan intitusi sekolah.

nah pagi kemarin, seperti biasa saya dan teman teman kantor, termasuk tira, sarapan nasi uduk di amsori. hari itu saya makan nasi uduk, tahu, dan peyek udang (salah fokus). niwei, saya tanya ke tira, lo udah punya bayangan alma mau sekolah dimana tir? (setahu saya alma sekarang kelompok bermain di TK Kembang, salah satu target saya kalau sali masuk TK). lalu tira jawab, gw berpikir homeschooling sih yan. lalu kami pun ngobrol sedikit soal homeschooling, dan tira kasih rekomendasi web untuk dibaca.

lalu beberapa jam kemudian saya pun larut dalam keasikan homeschooling.

saya sebenernya tertarik dengan homeschooling sejak saya nonton mean girls. loh kok jauh amat. disitu si lindsay lohan berperan sebagai anak yang sebelumnya homeschool karena ikut orang tuanya ke afrika. tapi ketika dia SMA, orang tuanya memasukan dia ke sekolah biasa. dan bertemulah dia dengan sosialisasi yang harus dia hadapi sebagai anak SMA biasa. dia pun punya misi untuk masuk ke lingkaran sosial tertinggi di sekolah itu. lalu ketika dia akhirnya dia masuk kedalam geng terpopuler, ada adegan di kamar queen bee ketika mereka berdiri semua di depan kaca, dan mulai mengomentari kekurangan masing masing, si lindsay lohan pun bingung. dia tidak diajarkan perilaku macam ini oleh orang tuanya atau lingkungan sebelumnya. dia tidak pernah merasa tidak cantik, atau kurang. lingkungan sosial lah yang membuat para gadis populer ini merasa dirinya tak cukup. menurut saya waktu itu yang menonton dengan pakaian ABG, kok bisa ya remaja punya pendapat sendiri seperti itu. tanpa perlu ikut arus dunia.

lalu ada adegan lain, karena si lindsay sekolah dengan membaca kehidupan sehari hari (yah karena dia dulu tinggal di afrika yang di pelajari ya perilaku binatang) maka ketika dia melihat polah manusia, dia dengan cepat menganalisa perilaku yang terjadi, mulailah dia bisa mengkorelasikan perikalu ini dengan perilaku binatang yang dia pelajari. menurut saya itu menarik. ga semua kita belajar itu dari textbook, belajar yah dari yang dilihat, dialami, dipelajari.

sebenernya belajar kapan saja dimana saja, sempat bikin saya tertarik ketika baca summerhill school. walau saya ga tau cara nerapinnya di sini (indonesia). saya berpikiran sama. tiap anak punya potensi masing masing, dan tidak perlu dipaksa belajar. belajr menjadi tidak menyenangkan. saya mau sali belajar hidup, belajar dia berharga, bukan dia berharga dengan nilai terbaik.

pertanyaan pertanyaan saya, dan idealnya saya terjawab di homeschooling. kita bebas mau mengajarkan sali apa yang menurut kita penting. dan dengan referensi referensi yang kami berdua rasa bagus buat sali.

okay, let say kami berdua memilih homeschool untuk sali... kondisinya:
1. saya harus berhenti bekerja
yah buat apa homeschool kalo bukan saya yang ajarin ke sali. saya berpikir, buat apa saya pertahankan bekerja? karena saya takut sali tidak terpenuhi kualitas pendidikannya. kalo kami tidak punya uang, kami ga bisa kasih sali pendidikan terbaik. sedangkan kalo homeschool, tidak perlu ada biaya berlebihan untuk pendidikan sali. jadi...
2. kami punya kesempatan besar untuk punya adik (-adik) buat sali
bukankah biaya kini teratasi, dan belejara beramai ramai sebagai keluarga lebih menyenangkan. ;)
3. saya punya full time menyaksikan perkembangan sali belajar, sambil ikut belajar. tentu saja sekarang saya belum tahu bagaimana cara mengajarkan sali membaca atau berhitung. tapi bukankah itu kesempatan saya belajar juga bersama sali.
4. kami berhak menentukan kurikulum, apa dan kapan, yang mau sali pelajari. tapi kami ga boleh berhenti dan ragu di tengah jalan. homeschool parents, ga boleh bail out. kita benar benar full responsibble sama ilmu yang akan anak dapat.
5. saya dan deni tidak memaksa sali untuk kuliah, dia boleh mencari ilmu sesuai minatnya. tapi ketika pada waktunya sali memilih untuk kuliah kami pun harus mendukung keputusannya. maka kami pun tetap persiapkan dia dengan ilmu yang diperlukan untuk dapat lulus ujian masuk kuliah.

belum. ...saya dan deni masih belum memutuskan. kami masih belajar binatang apakah homeschooling ini. dan apakah ini memang cocok untuk sali. beserta pertanyaan pertanyaan seputar sosialisasi teman sebaya dan culture shock jika pada akhirnya dia harus "sama" dengan orang lain.

tapi homeschooling benar benar menjawab keraguan kami soal jarak, biaya, agama, kepatuhan, moral dan yang terpenting belajar.

kalo mau ikutan baca soal homeschooling bisa dimulai dibaca di sini, ada berbagai komunitasnya di sini, dan ada beberapa blog keluarga HS di sini.

gambar diambil dari sini.

Comments

Popular Posts