bye bye bye
...
sampai hampir 2 tahun ini, saya belum pernah pergi kantor tanpa persetujuan sali. makanya waktu teman kantor cerita dia mesti sembunyi sembunyi dari anaknya kalo ke kantor, itu pun hasilnya anaknya meraung raung. waktu dia tanya, sali begitu ga yan? saya bilang engga.
dari sali bayi, sampai sekarang saya selalu pamit sama dia. ga pernah sekali pun saya kabur. melengos ketika dia nangis, atau pura pura tidak mendengarkan tangisannya. sali ga suka kalo ga didengar, atau ditipu. dan saya, sebenernya yang saya mau simpel, saya mau sali percaya sama saya. saya ga mau merusak kepercayaannya. biarpun dia masih kecil dan tampak tak mengerti (apalagi waktu masih 1 bulan). saya merasa trust itu penting.
saya akan pergi ketika sali sudah setuju akan perpisahan kami. apa tandanya? dia melambai dadah dadah, kadang cium tangan, dan kiss bye. jika belum. berarti dia belum rela. saya pun mesti bersabar sampai dapat approval dia.
ada saat saatnya ketika dia berat melepas saya pergi. biasanya saya peluk dan kasih pengertian lagi. sampai dia puas peluk, dan gendong. dan minta ijin dia lagi. saya pun bisa titipkan dia ke mama atau ibu. biasanya tidak lama, paling lama 5 menit.
ini pastinya dengan kerjasama mama dan ibu, ketika hand over. kalo mama saya sih biasanya ngerti banget kalo saya masih ngotot sampe sali approve kami pergi. tapi kadang ibu (ibunya deni), masih sering "menculik" dia dari tangan saya. biasanya sih, saya bilang ke ibu... gapapa bu, sampai salinya mau. biarpun pernah sampai 3 kali hand over baru deh salinya mau :P.
pernah juga ketika dulu saya mesti pergi ke solo untuk tugas kantor, dia masih tidur ketika saya siap berangkat. walau malamnya sudah pamitan. subuh itu saya tetap bangunkan dia sebentar, sali sambil teler teler, saya cium dan peluk, lalu bisikkan pamit ke dia.
akhir akhir ini, sali sudah mulai tau 'rasa' tidak enak kalau ditinggal. makanya beberapa hari ini agak lama pisahnya, apalagi jika dititipin ke ibu. kalo sama mama, dia lebih nyaman. soalnya dari lahir sali memang kebanyakan sama mama saya. tapi itu pun kalo waktunya saya pamit, kata yang pertama keluar selalu.. "nggak, sali ikut." paling saya jawab dengan, "ibu ke kantor kok, nanti pulang sore ya. jemput sali. sali mau dadah dadah sama ibu? yuk!" biasaya dia langsung ikutan jalan ke pagar atau minta gendong mama saya. lalu dia dadah.. matanya terus melihat sampai saya dan deni menghilang di ujung jalan.
karena sali tahu, kami berdua janji akan datang menjemputnya. biasanya kalo kami sampai (dan dia tidak tidur) pasti sambutannya luar biasa. seringnya sih salting ga jelas, lompat lompat, dan lari lari. iyah sali, ibu tau senangnya janji ditepati. ibu senang juga dipercaya sama sali. :)
sampai hampir 2 tahun ini, saya belum pernah pergi kantor tanpa persetujuan sali. makanya waktu teman kantor cerita dia mesti sembunyi sembunyi dari anaknya kalo ke kantor, itu pun hasilnya anaknya meraung raung. waktu dia tanya, sali begitu ga yan? saya bilang engga.
dari sali bayi, sampai sekarang saya selalu pamit sama dia. ga pernah sekali pun saya kabur. melengos ketika dia nangis, atau pura pura tidak mendengarkan tangisannya. sali ga suka kalo ga didengar, atau ditipu. dan saya, sebenernya yang saya mau simpel, saya mau sali percaya sama saya. saya ga mau merusak kepercayaannya. biarpun dia masih kecil dan tampak tak mengerti (apalagi waktu masih 1 bulan). saya merasa trust itu penting.
saya akan pergi ketika sali sudah setuju akan perpisahan kami. apa tandanya? dia melambai dadah dadah, kadang cium tangan, dan kiss bye. jika belum. berarti dia belum rela. saya pun mesti bersabar sampai dapat approval dia.
ada saat saatnya ketika dia berat melepas saya pergi. biasanya saya peluk dan kasih pengertian lagi. sampai dia puas peluk, dan gendong. dan minta ijin dia lagi. saya pun bisa titipkan dia ke mama atau ibu. biasanya tidak lama, paling lama 5 menit.
ini pastinya dengan kerjasama mama dan ibu, ketika hand over. kalo mama saya sih biasanya ngerti banget kalo saya masih ngotot sampe sali approve kami pergi. tapi kadang ibu (ibunya deni), masih sering "menculik" dia dari tangan saya. biasanya sih, saya bilang ke ibu... gapapa bu, sampai salinya mau. biarpun pernah sampai 3 kali hand over baru deh salinya mau :P.
pernah juga ketika dulu saya mesti pergi ke solo untuk tugas kantor, dia masih tidur ketika saya siap berangkat. walau malamnya sudah pamitan. subuh itu saya tetap bangunkan dia sebentar, sali sambil teler teler, saya cium dan peluk, lalu bisikkan pamit ke dia.
akhir akhir ini, sali sudah mulai tau 'rasa' tidak enak kalau ditinggal. makanya beberapa hari ini agak lama pisahnya, apalagi jika dititipin ke ibu. kalo sama mama, dia lebih nyaman. soalnya dari lahir sali memang kebanyakan sama mama saya. tapi itu pun kalo waktunya saya pamit, kata yang pertama keluar selalu.. "nggak, sali ikut." paling saya jawab dengan, "ibu ke kantor kok, nanti pulang sore ya. jemput sali. sali mau dadah dadah sama ibu? yuk!" biasaya dia langsung ikutan jalan ke pagar atau minta gendong mama saya. lalu dia dadah.. matanya terus melihat sampai saya dan deni menghilang di ujung jalan.
karena sali tahu, kami berdua janji akan datang menjemputnya. biasanya kalo kami sampai (dan dia tidak tidur) pasti sambutannya luar biasa. seringnya sih salting ga jelas, lompat lompat, dan lari lari. iyah sali, ibu tau senangnya janji ditepati. ibu senang juga dipercaya sama sali. :)
Sama kita Yana, gue juga milih untuk selalu pamit. Kayaknya ngumpet-ngumpet malah lebih memancing drama ya akhirnya. Kiss buat Sali yaa.. :)
ReplyDeleteiyah.. mudah mudahan bisa terus, belum tau nih kalo udah lebih gedean lagi. ihihi.. semoga strategi jujur masih bisa jadi andalan. :)
ReplyDelete