tinggal di limo
kami tinggal di desa, iyah desa limo namanya. buat yang biasa tinggal dan kerja di kota, desa jauh rasanya. jauh gunung, sawah, ternak, sungai, dan bunyi jangkrik malam hari. biar pun kami tinggal dempetan sama cinere, kami masih dapet semua itu. kalo malam hari kami sampai dari kantor, kadang masih ada kabut yang nemenin kami sampai depan rumah. kalo pagi kami berangkat, atau jalan jalan pagi hari libur udaranya dingin bagai di dago pakar. di depan kompleks masih ada tanah merah, anak anak sering main bola disana. pernah ada nikahan di depan sebelum kompleks, ada yang pasang layar tancep 3 hari berturut turut bersama dangdutan. kalo dangdutan di rumah si mama juga masih sering, tapi baru ketemu lagi sama layar tancep di limo sini.
kami pun masih bisa ajak sali jalan kaki ke sawah, letaknya di pinggir, beda beberapa blok dari jalan kami. kalau rada jauh lagi kedepan ada ladang, kadang tanam singkong, kadang tanam jagung. belum lagi bunyi sungai. maklum kompleks kami dibatasi sungai, kabarnya penduduk kompleks depan punya perkumpulan (ada saung tempat kumpul forum di depan kompleks), kadang suka arung jeram bareng sambil bawa perahu karet sendiri.
hihi... swadaya banget deh desa ini.
kami pun masih bisa ajak sali jalan kaki ke sawah, letaknya di pinggir, beda beberapa blok dari jalan kami. kalau rada jauh lagi kedepan ada ladang, kadang tanam singkong, kadang tanam jagung. belum lagi bunyi sungai. maklum kompleks kami dibatasi sungai, kabarnya penduduk kompleks depan punya perkumpulan (ada saung tempat kumpul forum di depan kompleks), kadang suka arung jeram bareng sambil bawa perahu karet sendiri.
hihi... swadaya banget deh desa ini.
Comments
Post a Comment