tak mesti jadi sama
sampai umur 31 begini saya hanya punya teman dekat sedikit. yang dekat sama saya yah itu itu aja. saya ga pernah usaha biar seseorang itu jadi teman saya. mengingat dari umur yang sangat muda, saya (seperti yang pernah ditulis manda) belajar mengenal karakter orang.
saya tidak pernah punya kesamaan persis sama dengan sahabat terdekat saya. selalu punya selera musik, berpakaian atau sikap yang bisa berbeda. tak mesti sama. bukankah beda itu yang malahan memperkaya pertemanan kita. kami punya beda beda pendapat tentang banyak hal. bukan untuk merasa aman pilihan kita benar, atau takut dianggap ga keren sama mereka. saya dengan aya, ika, dan oelil, punya selera musik yang berbeda. tidak pernah jadi perdebatan diantara kami. kami memang punya beberapa lagu yang akan kami nyanyikan bareng karena begitu seringnya diputer di mobil aya. tapi itu tidak menandakan selera musik kami sama.
sebegitu dekatnya saya dan manda dari smp, kami berdua punya selera baju yang berbeda. tapi dia tau apa yang yana banget dan saya tau yang manda banget. tiap hari kami sharing barang barang yang menurut kami lucu di ym. tapi tidak pernah menunjuk 1 yang sama. satu satunya baju yang sama antara saya dan manda adalah baju yang kami berdua beli di mangga dua, cuma beda warna. tapi tiap kami pakai, ga pernah denga gaya yang sama, manda dengan gaya manda, saya dengan gaya saya.
menurut saya buang buang waktu untuk mempesona orang lain agar mau dekat dengan kita. lagipula lama lama ketauan juga kita itu seperti apa. tanpa perlu menyembunyikan intensi kita yang sebenernya yang ga tulus. cuman untuk sebuah image, seakan akan kita seperti dia.
seperti saya sudah bilang diatas saya belajar di usia yang sangat dini tentang karakter. siapa yang bermaksud apa, dan bagaimana yang begitu berusaha begitu makin terlihat usahanya. sudahlah berhenti menjadi sempurna, dan mulailah apa adanya.
image taken from here
Hihihi bego bener deh pas ke Mangdu itu. Eh, masih gue pake lhooo sampe sekaraaaaaang ...
ReplyDelete