Mencari Peri
saya menepati janji.. selesai 1 buku! hal yang biasa saja bagi siapa saja, tapi tidak bagi saya.. setelah melanggar janji pada beberapa buku yang tidak saya selesai kan karena bosan.. salah satunya a thousand splendid suns (khaled hosseni) yang sudah dengan berbaik hati edwin pinjamkan.. maaf yah win..
jadi ceritanya saya terhibur sama Negeri Para Peri (Avianti Armand), waktu liat di rak toko buku, saya ga bisa bohong saya suka sekali dengan bungkusnya, indah.. seperti buku jepang, judulnya pun mengundang.. tapi saya ketipu.. baca cerita pertama saya langsung terbuai, apalagi baris...
...satu satunya rasa tembakau yang kusukai adalah yang menempel pada mulutmu. asam tapi manis. dulu aku cuma bisa menghirup baunya dan setiap malam memimpikannya...
tapi tau tau cerita berikutnya manis sekali, lalu menjadi sadis.. rasanya seperti lukisan siapa itu (lupa nama ilustratornya) yang selalu mengambarkan gadis kecil bermata besar dengan boneka kelinci yang terpotong kepalanya, dan berdarah darah.. ya seperti itu rasa baca buku ini...
tapi lalu ada juga yang sangat hangat, sangat sinis, dan sangat datar. sangat photografic, rasanya seperti pelukis yang mengarang.. ternyata penulisnya seorang arsitek. senang rasanya membaca sesuatu seperti ini bukan dari seseorang yang murni sastrawan. makin senang bacanya, apalagi yang dia sajikan sangat bervariasi, kata katanya bergerak, seperti menari-nari, tapi sangat natural. bahkan menurut saya dia berhasil menjelaskan apa yng sebenernya berenang-renang di otak saya ketika sedang 'melihat'.
saya suka sekali pokoknya. saya memilih buku ini, sepertinya bukunya pun memilih saya.
Comments
Post a Comment