his words for our day...

saya yang bikin undangan si akang yang buat puisinya...



sepertinya kita membiarkannya saja.
tumbuh seperti belukar di tepian hutan.
kadang liar menjorok ke jalan.
kadang malu lari sembunyi ke rerumputan.
bahkan kadang menyembulkan kelopak-kelopak
berwarna, berwarni, tak tahu aturan.

...................

berburu monster hutan sambil lari tertawa,
melepas anak panah ketidakpastian. divine sekaligus picisan.
murah meriah tapi rasanya tidak terlalu murahan.

...................

hey perempuan,
tlah kusimpankan sebuah senyuman,
maka genggam tanganku menembus takut dan harapan.
sementara tawa dan tangis berlari bertabrakan,
memekik riang bersahut-sahutan.
menabrak tumpukan daun-daun di saat waktu berhamburan.
menyusul murung dan gembira yang jatuh berdiri berlarian.

hey perempuan yang menyerahkan jemarinya untuk kupegang,
sekali lagi ini sebuah ajakan,
sekedar menikmati kesederhanaan
yang terlalu mewah untuk dinikmati sendirian...

Comments

Popular Posts