mau dipanggil apa
sejak berteman, pacaran dan akhirnya menikah, saya dan deni saling panggil dengan lo dan gue, sampai sekarang pun masih kami kerjakan, panggilan yang didengar orang lain itu terasa tidak sopan. dulu bagi saya, panggilan aku atau kamu itu seperti rayuan, kita tidak bisa mendengar jelas jelas maksud pasangan kita jika memakai aku kamu, apalagi dengan panggilan sayang. saya merasa nyaman dengan panggilan lo gue, saya tidak merasa ditipu.
setelah menikah, saya (subyektif, saya tidak tau pendapat deni) merasa geli mendengar teman teman saya yang setelah menikah berganti panggilan dengan ayah, bunda, mama, papa, atau sebutan lain.. padahal belum punya anak.. sekali lagi ini subyektif, tidak bermaksud menyinggung siapa siapa, hanya saya saja tidak ingin itu berlaku pada saya.
tapi makin lama masa menikah kami berdua, makin banyak yang keberatan dengan panggilan kami. kesannya kami berdua tidak saling menghormati. padahal kami berdua hanya berusaha jujur pada satu sama lain. kami berdua sangat saling menikmati untuk bilang.. gue sayang sama lo den.. rasanya lebih murni dari aku sayang kamu.
kami pun mebahasnya beberapa kali. memang sih, ketika pada akhirnya kami berdua punya anak, kami tak mau anak kami nanti mendengar ibu bapaknya ber-gue lo. tapi saya juga tidak mau si anak mendengar kami dengan kata ganti ke tiga, misalnya deni manggil saya ibu, atau saya manggil deni bapak. tapi panggilan apa ya yang kami berdua tidak sampai berurai air mata geli tertawa ketika mendengarnya. lalu kami pun saling melempar panggilan, A'a dan Eneng, tapi rasanya kok curang, semua itu dari sunda. lalu saya bilang Uda gimana? muka deni langsung ga selera, maklum teman seperjuangannya orang padang totok, menurutnya kata Uda sudah punya dia. apa kita mau sok sok pake bahasa asing? ah tidak.. hanya deni yang bisa bahasa rusia, saya bisa bahasa apa. deni coba memanggil saya dengan nama, tapi kok sangat terasa tarzan and jane.. atau kita mau sok imut dengan eni dan nana.. hiahaha.. tidak terima kasih..
anyway saya dan deni belum dapat jawaban yang tepat.. hanya cukup tertawa tawa sampai keram semalaman berusaha mempraktekan aku kamu. kapan kita sama level 2 kalo begini...
setelah menikah, saya (subyektif, saya tidak tau pendapat deni) merasa geli mendengar teman teman saya yang setelah menikah berganti panggilan dengan ayah, bunda, mama, papa, atau sebutan lain.. padahal belum punya anak.. sekali lagi ini subyektif, tidak bermaksud menyinggung siapa siapa, hanya saya saja tidak ingin itu berlaku pada saya.
tapi makin lama masa menikah kami berdua, makin banyak yang keberatan dengan panggilan kami. kesannya kami berdua tidak saling menghormati. padahal kami berdua hanya berusaha jujur pada satu sama lain. kami berdua sangat saling menikmati untuk bilang.. gue sayang sama lo den.. rasanya lebih murni dari aku sayang kamu.
kami pun mebahasnya beberapa kali. memang sih, ketika pada akhirnya kami berdua punya anak, kami tak mau anak kami nanti mendengar ibu bapaknya ber-gue lo. tapi saya juga tidak mau si anak mendengar kami dengan kata ganti ke tiga, misalnya deni manggil saya ibu, atau saya manggil deni bapak. tapi panggilan apa ya yang kami berdua tidak sampai berurai air mata geli tertawa ketika mendengarnya. lalu kami pun saling melempar panggilan, A'a dan Eneng, tapi rasanya kok curang, semua itu dari sunda. lalu saya bilang Uda gimana? muka deni langsung ga selera, maklum teman seperjuangannya orang padang totok, menurutnya kata Uda sudah punya dia. apa kita mau sok sok pake bahasa asing? ah tidak.. hanya deni yang bisa bahasa rusia, saya bisa bahasa apa. deni coba memanggil saya dengan nama, tapi kok sangat terasa tarzan and jane.. atau kita mau sok imut dengan eni dan nana.. hiahaha.. tidak terima kasih..
anyway saya dan deni belum dapat jawaban yang tepat.. hanya cukup tertawa tawa sampai keram semalaman berusaha mempraktekan aku kamu. kapan kita sama level 2 kalo begini...
Stop! Gue eneg membayangkan lo berdua "aku-kamu" wakakakak. Ya biar berjalan apa adanya ajalah..nanti jg kl emang waktunya berubah akan berubah dng sendirinya. Lah lo pikir apa perasaan gue kl ada org membahasakan gue sbg "Mamanya Igo", "Bunda Igo" atau "Ibunya Igo"...helloooo I have ma own name, thank you.
ReplyDelete