...


kemarin teman saya heboh soal anak umur 6 tahun yang stress karena les kognitif sehingga mesti masuk rumah sakit jiwa. saya ga mau ngebahas soal anak manis yang malang itu sih, cuman reaksi ibu ibu di timeline saya kok jadi malah menuduh kalo belajar kognitif itu dosa besar buat anak anak. dan kesannya les itu malahan maksain keinginan ibu bukan keinginan anak. bahkan les skill macam renang dan menari ikut dituduh jadi cita-cita ibu.

saya emang ga pernah maksain sali buat belajar, bahasa inggris, ngaji atau matematika. kebetulan di sekolahnya memang ada, pun saya lihat metode mengajarnya ga memaksa. idealnya saya, sali cuman belajar bermain, mewarnai dan menggambar suka suka dia. lagian saya kan orang art, liat eksak rasanya langsung nolak. tapi mana saya tau kalo sali ternyata suka sekali belajar membaca, atau bahasa inggris, atau mengaji. sedangkan menggambar dia malahan belom doyan. apakah minat anak selalu memurut keinginan saya? saya ingin dia tetap anak-anak, sedangkan sali haus belajar kognitif.

saya ngobrol juga sama adik saya monik yang dari kecil suka sekali mengisi LKS (SUKA dengan huruf kapital). dia terpuaskan kesenangannya dengan mengisi LKS dibanding saya yang hanya menari nari dan bermain. monik pernah ikut lomba menggambar, dan menang juara pertama, dapet hadiah krayon kiko ^^, mama saya pun semangat ikutin dia les menggambar. ternyata monik ga minat, monik cuma mau ikut lomba gambar karena dia suka jadi juara. dia merasa, dengan jadi juara, dia bisa memecahkan masalah. bagai monik memecahkan masalah itu sama senangnya dengan saya les menari. tapi mampukah ibu-ibu melihat kalau yang terlihat sebagai "pelajaran" di mata anak art seperti saya ternyata dilihat sebagi hobi sama anaknya? lebih maksa kah saya kalau ingin sali sama minatnya sama saya?

mati kah saya kalau sali ternyata suka matematika?
mati kah saya kalau ternyata sali lebih suka TTS?
mati kah saya kalau sali tidak suka mencoret coret dinding dengan imajinasi?
mati kah saya kalau sali lebih suka sudoku?
mati kah saya kalau sali lebih suka olahraga?
mati kah saya kalau sali tidak suka dongeng?
mati kah saya kalau sali tidak suka musik?
mati kah saya kalau sali tidak suka lego?
mati kah saya kalau sali tidak kreatif?
mati kah saya kalau sali memilih tidak keren?

belom, saya belom tau minat sali kemana, tapi saya dan deni bismillah siap kalau sali ga suka sama minat yang sama dengan kita. misalnya saya ajak dia ke festival dongeng ternyata dia ga minat. yah kita ga usah maksa untuk ajak dia lagi demi kepentingan orang tuanya, demi jadi orang tua kreatif, bukan demi dia senang. anak bukan fotokopi kita.

gambar diambil dari pinterest

Comments

  1. Matikah saya kalau anak perempuan saya suka princess2an? HAHAHAHAHA.

    Anak bukan foto kopi kita ... tapi apakah blogger lain adalah foto kopi kita? #eh *disambit

    ReplyDelete
  2. eh udeee nyambernyaa.. bukan bukan soal itu..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts