gadis berbaju biru

Setelah menunggu terlalu lama untuk siap siap terpesona dengan kombinasi 3 nama, Alice, Tim, dan Jhonny yang terasa sangat sempurna, kemarin saya dan deni duduk di 21 citos. tapi ternyata kami tidak terlalu terpesona, hanya seperti ini untuk seorang Tim Burton, kecewa rasanya, tidak bisa bilang jelek sih, tapi tidak semenggugah karya Tim biasanya. mengapa kentang? saya dan deni mengira mungkin karena disney. Tim dan Disney memang rasanya tidak nyambung.

Terlalu banyak yang tidak pas di film ini, dan tidak Tim Burton, plot yang dipakai sangat standart, terlalu Narnia dan Lord of the Ring. dan yang lebih mengecewakan, Tim berusaha membuatnya menjadi realita, Alice semestinya tidak dibuat jadi nyata, tidak menjawab benar benar pertanyaan yang di butuhkan dunia. bukan menjelaskan semua ke ambiguan Alice in Wonderland. semestinya dia berhenti pada kata, there are question i need to answer.

Hanya satu hal yang cukup menarik di film ini bagi saya yang lumayan mencapai standart Alice, costumes Alice yang agak couture, memang semestinya costumenya Alice se-absurd itu, bukankah dia dalam cerita yang absurd. Walaupun costumenya masih kalah dengan fashion spread Alice-nya Annie Leibovitz, saya pun merasa Tim banyak melihat Alice versi ini. Well... anyway, i still like it though.






Dan... ini hanya saja saja atau... merasa janggal tidak dengan disebutnya kota Singapura, Bangkok dan Jakarta? apa iya ya kalau katanya perdagangan baru akan dilakukan ke daerah itu nama kota kota tersebut sudah bernama itu, bukankah mestinya namanya Siam bukan Bangkok?

Comments

Popular Posts